Sunday, June 19, 2022

Mengenal Burung Bubut Jawa Yang Semakin Langka

Burung Bubut Jawa memiliki berukuran sekitar 46 cm. Sedangkan ekornya berwarna hitam panjang. Burung Bubut Jawa seperti menggunakan cabut akbar, akan namun lebih mini& berwarna lebih suram hampir kotor.Burung dengan nama latin Centropus nigrorufus bukan termasuk jenis burung raptor atau birds of prey meskipun mempunyai paruh yg sangar, postur tubuh akbar, & matanya merah.Berdasarkan data Internasional Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), dalam 2016, Bubut Jawa diperkirakan jumlahnya lebih kurang 250 hingga menggunakan 10 ribu individu.Ada beberapa ancaman yang mengakibatkan penurunan populasi burung Bubut Jawa. Paling parah contohnya kerusakan dalam habitatnya lantaran alih fungsi huma buat pemukiman, pabrik, & tambak.

Bulu badanya berwana hitam, sementara sayapnya berwarna coklat kemerahan. Kepaknya melebar tatkala bertengger pada batang pohon bambu (Bambuseae) ketika pagi hari. Kakinya lihai melompat menurut tangkai ke tangkai lain. Sedang matanya berwarna merah tampak awas melihat situasi sekitarnya. Bawaanya lebih hening dibandingkan ketika siang atau sore hari yg cepat beranjak ke semak-semak. Burung ini termasuk pemalu.

Itulah burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus), yg mempunyai berukuran sekitar 46 centimeter. Sedangkan ekornya berwarna hitam panjang. Burung Bubut Jawa mirip dengan Bubut Besar, akan tetapi lebih kecil & berwarna lebih suram hampir kotor.

Mantel berwarna coklat berangan pucat tersapu hitam. Sedangkan saat muda bergaris-garis coklat. Terdapat pola warna peralihan iris merah. Untuk paruh & kaki pula memiliki warna hitam.

baca : Anis Sisik, Si Burung Kicau berdasarkan PegununganBurung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) seringkali dijumpai dalam dataran rendah dalam vegetasi yg kedap, ketinggian mencapai 800 mdpl. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Suaranya sama sekali tidak masuk kategori lezatdidengar, “hup” begitu bunyinya, nada rendah yg diulang menggunakan tempo yang semakin cepat. Daripada Bubut Besar suaranya lebih cepat. Selanjutnya berupa 3 bunyi “hup” yang terpecah menjadi tiga rangkaian “logokok, logogok, logokok”.

Bubut Jawa bukan termasuk jenis burung raptor atau birds of prey meskipun memiliki paruh yg sangar, postur tubuh akbar, & matanya merah. Namun burung ini adalah pemakan serangga, misalnya seperti ulat bulu, capung (Anisoptera), jangkrik (Gryllidae), kumbang (Coleopatera), kupu-kupu (Rhopalocera).

Selain itu cabut jawa pula menyukai fauna minilainnya misalnya siput (Gastropoda), lipan (Chilopoda), katak (Anura), anakan burung, tikus kecil (Rattus exulans) hingga ular mini(Serpentes). Untuk familinya termasuk pada famili Cuculidae.

baca jua : Burung Gereja yang Praktis Beradaptasi Dengan Manusia Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) bertengger pada pohon jati (Tectona grandis). Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Jika tidak terdapat pembanding berupa dua burung tidak sinkron jenis, untuk membedakan jenis kelamin burung ini tetap sulit. Meskipun Bubut Jawa betina mempunyai berukuran tubuh yang lebih akbar daripada burung jantan. Hal itu dikarenakan tampilan jantan dan betina relatif sama.

Burung Bubut Jawa seringkali dijumpai pada dataran rendah pada vegetasi yang kedap, ketinggian mencapai 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Habitatnya acapkali mengunjungi tepi hutan, semak tepi sungai, belukar sekunder, dan hutan mangrove. Sering juga dijumpai hinggap di atas tanah, atau di semak-semak minidan pepohonan.

Pemerhati burung Indonesia, Panji Gusti Akbar, mengungkapkan burung Bubut Jawa adalah burung endemik Jawa, itupun hanya mampu ditemukan di wilayah tertentu saja. Apalagi sekarang ini semakin sporadis ditemukan. Untuk habitatnya, burung ini umumnya ditemukan di rawa-rawa dekat dengan hutan mangrove pada tempat pesisir pantai.

menarik dibaca : Mengenal Burung Cerek Jawa, Si Mungil Penghuni Pesisir PantaiBurung Bubut Jawa memiliki berukuran kurang lebih 46 cm. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Tetapi, lanjut dia, terdapat pula catatan bahwa burung ini pernah dijumpai di kawasan yang jauh dari pesisir, dan juga paling tinggi. Misalnya misalnya di Randublatung dan Blora, itu kurang lebih tahun 1927. Selain itu juga Kediri akhir abad ke-19. Sementara yg terkini pernah dijumpai jua di kaki gunung Slamet, Jawa Tengah, sekitar tahun 2018-2019 dengan ketinggian sampai 650 Mdpl.

“Habitatnya tidak begitu saklek. Tapi lebih seringnya dekat menggunakan tempat hutan mangrove,” kata pria domisili Yogyakarta ini.

Sementara itu, Muji Suwarti, dkk, dalam artikelnya berjudul “Karakteristik Habitat Preferensial Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) di Wonorejo Ruabaya” menyimpulkan pola sebaran Bubut Jawa merupakan mengelompok.

Tipe tempat asal preferensial Bubut Jawa yaitu tambak tidak aktif & hutan mangrove. Sedangkan komponen daerah asal yg paling mensugesti frekuensi perjumpaan bubut jawa adalah tinggi tajuk bertengger (1-8 m), jarak menurut pantai (1.485-3.441 m) & suhu udara rata-homogen (27,9-29,9 0C).

baca pula : Adu Cepat Burung Merpati Makin Diminati Para PenghobiBurung Bubut Jawa bukan termasuk jenis burung raptor atau birds of prey. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Untuk populasinya, celoteh Panji, berdasarkan data Internasional Union for Conservation of Nature and Natural Resources atau disingkat IUCN, yaitu Uni Internasional buat Konservasi Alam, pada 2016 diperkirakan jumlah burung Bubut Jawa sekitar 250 sampai menggunakan 10 ribu individu. Untuk saat ini belum terdapat pembaharuan data lagi. Sedangkan statusnya ketika ini rentan tapi belum kritis. Keberadaanya mulai terancam.

Ada beberapa ancaman yang menyebabkan penurunan populasi burung Bubut Jawa. Paling parah contohnya kerusakan dalam habitatnya lantaran alih fungsi huma buat pemukiman, pabrik, dan jua tambak. Selain itu faktor lain yaitu polusi seperti sampah yg semakin menumpuk.

Berikutnya yaitu perburuan liar yg masih marak. Meskipun sebetulnya, kata Panji, burung Bubut Jawa bukanlah sasaran primer perburuan. Namun, karena para pemburu ini menggunakan jaring menjadi indera tangkap sebagai akibatnya Bubut Jawa ikut terperangkap.Kerusakan dalam habitatnya karena alih fungsi huma menciptakan populasi burung Bubut Jawa menurun. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Agar populasi burung Bubut Jawa tidak terus menurun, beliau berharap kedepan keberadaan burung ini lebih diperhatikan. Salah satunya seperti adanya perlindungan kawasan pesisir, utamanya kawasan mangrove atau rawa-rawa.

Perlindungan itu sanggup berupa pembuatan regulasi di taraf desa. Selain itu, adanya edukasi ke masyarakat akan kiprah penting keberadaan burung Bubut Jawa bagi ekologi pula perlu dilakukan.

Karena sebetulnya, dilain sisi menurut laki-laki26 tahun ini, pengamat burung mancanegara jua poly yg tertarik buat melakukan pengamatan burung yang mempunyai kaki berwarna hitam ini. Alasanya lantaran pada daerah lain nir ditemukan kecuali pulau Jawa & pulau Madura.

Pada dasarnya, burung cabut jawa pula termasuk burung yg dilindungi oleh Undang-Undang. Untuk perlindungannya ada di P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 mengenai Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018.Data dari IUCN dalam 2016 diperkirakan jumlah burung Bubut Jawa kurang lebih 250 sampai menggunakan 10 ribu individu. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

No comments:

Post a Comment

Jasa Cabut Injection Mould Cabut - Bengkel Cabut Mesin Cabut Cnc Cabut Jasa Bubut Jasa Cnc - Jasa & Bengkel Bubut Cnc

Jasa Bubut CNC Bengkel Bubut CNC Jatijajar, melayani Jasa Bubut CNC Learn MoreInformasi Lebih Lanjut Informasi Lebih Lanjut mengenai Jasa...